Collector feedback configuration ini adalah
metode biasing bergantung beta lain yang membutuhkan dua resistor untuk
memberikan bias DC yang diperlukan untuk transistor. Collector ke base
feedback configuration memastikan bahwa transistor selalu bias di wilayah
aktif terlepas dari nilai Beta (β). Tegangan bias basis DC berasal dari
tegangan kolektor VC, sehingga memberikan stabilitas yang baik.
Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emitor
menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan
sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada
basisnya.
·Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik yang mengalir suatu
rangkaian.
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang keempat atau pangkatkan
angka tersebut dengan 10 (10^n) dan dikalikan ke ketiga warna gelang
tadi.
Kelima gelang ini merupakan nilai toleransi dari resistor.
·Kapasitor
Fungsi dari kapasitor adalah Sebagai Penyimpan arus atau
tegangan listrik. Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus
AC (Alternating Current) Sebagai Isolator yang menghambat arus
DC (Direct Current).
Satuan Kapasitansi Kapasitor adalah Farad, tetapi Farad
merupakan satuan yang besar untuk sebuah Kapasitor yang umum
dipakai oleh Peralatan Elektronik. Oleh Karena itu,
Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Farad menjadi
pilihan utama produsen dalam memproduksi sebuah Kapasitor
agar dapat digunakan oleh peralatan Elektronika.
Satuan-satuan tersebut diantaranya adalah : Micro Farad
(µF), Nano Farad (nF) dan Piko Farad (pF ).
Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan
dalam menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor :
Tingkat stabilitas yang lebih baik juga dapat diperoleh dengan
memperkenalkan jalur feedback atau umpan balik dari collector ke base
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.38. Meskipun titik-Q tidak
sepenuhnya bebas dari beta (bahkan di bawah kondisi perkiraan),
sensitivitas terhadap perubahan dalam variasi beta atau suhu biasanya
kurang dari yang dihadapi untuk konfigurasi bias tetap atau bias-emitor.
Analisis akan dilakukan dengan menganalisis loop basis-emitor terlebih
dahulu, dengan hasil kemudian diterapkan pada loop collector-emitor.
·Base – Emitor Loop
Gambar 4.39 menunjukkan loop basis-emitor untuk konfigurasi umpan
balik tegangan. Menulis hukum tegangan Kirchhoff di sekitar loop yang
ditunjukkan dalam arah searah jarum jam akan menghasilkan:
·Collector – Emittor Loop
Collector-emitor loop untuk rangkaian pada gambar 4.38 diubah seperti
pada gambar 4.40. Menerapkan hukum tegangan Kirchhoff di sekitar loop
yang ditunjukkan dalam hasil arah searah jarum jam dan akan
mendapatkan persamaan:
·Saturation Condition
Dengan menggunakan persamaan IC’ = IC, kita
dapat menemukan bahwa persamaan untuk arus saturasi sama dengan
yang diperoleh untuk konfigurasi pembagi tegangan dan konfigurasi
bias emitor. Itu adalah,
·Analisis Load-Line
Melanjutkan dengan persamaan IC’ = IC menghasilkan garis beban yang sama yang ditentukan untuk
konfigurasi pembagi tegangan dan bias-emiter. Tingkat IBQ
ditentukan oleh konfigurasi bias yang dipilih.
-Tentukan jenis transistor yang akan digunakan. Biasanya transistor bipolar
seperti BJT (Bipolar Junction Transistor) atau MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor Field Effect Transistor) digunakan dalam desain ini.
-Tentukan titik bias atau titik kerja dari transistor yang akan digunakan.
Titik bias ini merupakan kondisi operasi normal transistor ketika tidak ada
sinyal input yang diberikan. Titik bias ini akan mempengaruhi kinerja keseluruhan dari rangkaian.
-Siapkan alat dan bahan seperti yang telah tertera pada sub bab alat dan
bahan di atas.
-Merangkai rangkaianseperti yang telah tertera pada rangkaian simulasi dibawah.
-Rangkaian ini menghubungkan output dari kolektor ke basis transistor. Hal
ini dilakukan untuk memberikan umpan balik negatif ke basis. Dengan
menggunakan resistor atau rangkaian resistor yang tepat, Kita dapat
menentukan seberapa banyak sinyal yang diumpankan kembali ke basis. Ini
membantu mengurangi distorsi dan meningkatkan linearitas penguatan.
Di sirkuit ini, resistor bias dasar, RB terhubung ke kolektor transistor C,
bukannya ke rel tegangan suplai, Vcc. Sekarang jika arus kolektor meningkat,
voltase kolektor turun, mengurangi drive dasar dan dengan demikian secara
otomatis mengurangi arus kolektor untuk menjaga titik-Q transistor tetap.
Oleh karena itu metode collector feedback configuration ini menghasilkan
feedback negatif di sekitar transistor karena ada feedback langsung dari
terminal keluaran ke terminal input melalui resistor, RB.
Karena tegangan biasing diturunkan dari penurunan tegangan pada resistor
beban, RL, jika arus beban meningkat maka akan terjadi penurunan tegangan
yang lebih besar pada RL, dan tegangan kolektor yang dikurangi, VC. Efek
ini akan menyebabkan penurunan yang sesuai pada arus basis, IB yang pada
gilirannya, mengembalikan IC ke normal.
Reaksi sebaliknya juga akan terjadi ketika arus kolektor transistor
berkurang. Kemudian metode biasing ini disebut self-biasing dengan
stabilitas transistor menggunakan jenis jaringan bias umpan balik yang
umumnya baik untuk sebagian besar desain amplifier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar